Monumen Simpang lima gumul adalah salah satu ikon baru dari kediri. Terletak di persimpangan arah selatan ke Wates/pesantren, Timur Ke Gurah – Utara ke pagu – arah timur laut ke Pare – dan arah ke Barat ke Kota Kediri. Tujuan awal dibangun Simpang Lima Gumul (SLG) adalah sebagai sentra ekonomi baru di Kabupaten Kediri. Sehingga diharapkan roda perekonomian Kediri makin maju.
Sebagai ikon di bangun monumen mirip L’Arch de Triomphe Paris. Orang kediri menyebutnya Kakbah Kediri.
Karena kalau lewat simpang lima gumul harus muteri monumen tersebut dan berbentuk kotak mirip kakbah. Sangat sering orang yang lewat muter terus karena kebablasan jalur belokannya.
Pembangunan monumen ini diawali sejak tahun 2003. Penggagasnya adalah Bupati Kediri saat ini, Sutrisno. Monumen ini tepatnya berada di Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem. Ada yang bilang monumen ini terinspirasi dari “Jongko Jojoboyo” Raja Kediri abad XII yang ingin menyatukan lima wilayah di Kediri.
Secara fisik monumen SLG ini seluas 804 meter persegi dengan tinggi bangunannya mencapai 25 meter dan ditumpu tiga tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Angka-angka tersebut menggambarkan tanggal, bulan, tahun, hari jadi Kabupaten Kediri, yakni 25 Maret 804 Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar