Jumat, 15 November 2019

GEDUNG LEMBU SORA (SAPI NDEKEM) KABUPATEN BOYOLALI - JAWA TENGAH

Tempat terkenal dan banyak dikunjungi warga adalah bangunan sapi raksasa atau Sapi Ndekem. Bangunan yang aslinya bernama Gedung Lembu Sora, berada di lingkungan Kantor Setda Pemkab Boyolali, atau sisi utara alun-alun Boyolali di Kemiri. Bangunan setinggi 11 meter dengan luas bangunan 160 m2 tersebut, dibangun di areal tanah seluas 18×12 meter. Sehingga wujudnya pun laiknya sapi raksasa yang menjulang tinggi.
Gedung Lembu Sora yang dibangun senilai Rp 2,7 miliar tersebut, sejatinya dibangun sebagai gedung yang representatif untuk menerima kunjungan tamu, terutama tamu VIP dari luar kota, yang melakukan studi banding ke Boyolali. Sehingga di dalam “perut” sapi ndekem tersebut, tersedia ruangan laiknya gedung bioskop berisi 48 kursi yang menghadap layar monitor berukuran besar.
“Pembuatannya dibuat spesifik dengan ikon Boyolali, yakni sapi perah yang tengah mendekam,” ungkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) yang juga Kabag Humas dan Protokol Setda Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani.
Guna mendukung ikonik Boyolali tersebut, menurut Wiwis pihaknya juga menyiapkan konten film singkat yang bisa ditayangkan kepada tamu yang datang di Sapi Nedekem. Film dengan durasi pendek tersebut akan mengangkat potensi yang ada di Boyolali, baik bidang pariwisata, pendidikan, infrastruktur, hingga potensi-potensi lainnya.
               
Namun setelah gedung tersebut jadi, justru menarik minat masyarakat secara luar biasa. Gedung Lembu Sora menjelma manjadi ikon baru Boyolali dan dikunjungi ribuan warga setiap harinya, terutama pada hari libur.
Sosok sapi raksasa tersebut menjadi daya tarik luar biasa pengunjung, yang datang untuk selfie. Tak hanya orang tua, remaja dana anak-anak sekolah pun banyak yang datang ber-selfie di sapi ndekem. Banyak dari mereka yang langsung meng-upload hasil selfie di media sosial, sehingga semakin menarik minat pengunjung yang datang. Imbasnya, sapi ndekem pun menjadi wahana wisata selfie Boyolali.
Apresiasi positif masyarakat, disambut Wiwis yang berharap dengan tingginya animo masyarakat itu, keberadaan ikon-ikon Boyolali tersebut bisa mendongkrak pariwisata di Boyolali, yang nantinya berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat.

Minggu, 10 November 2019

JELAJAH GUNUNGKIDUL HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL - D.I. YOGYAKARTA

Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang beribukota di Wonosari. Kota Wonosari terletak sekitar 40 km timur kota Yogyakarta. Sekitar 17 km dari pusat kota Yogyakarta menuju Wonosari, kita sudah berada di gerbang perbatasan masuk kabupaten Gunungkidul.

Gambar 1. Memasuki kabupaten Gunungkidul kecamatan Patuk melalui jalur utama Yogya-Wonosari


Gambar 2. Kantor Bupati Gunungkidul di kecamatan Wonosari

Gambar 3. Kantor Bupati Gunungkidul

Gambar 4. Salah satu tempat di kecamatan Tepus Gunungkidul

Gambar 5. Kuliner khas Gunungkidul, walang yang banyak dijual di pinggir-pinggir jalan

Gambar 6. Di atas pantai Gesing Panggang Gunungkidul

Gambar 7. Di dusun Pendak desa Girisekar kecamatan Panggang kab Gunungkidul

Gambar 8. Pantai Kukup desa Kemadang kecamatan Tanjungsari Gunungkidul



Gambar 9. Di depan balaidesa Grogol kecamatan Paliyan Gunungkidul

Gambar 10. Pantai Ngrenehan desa Kanigoro kecamatan Saptosari Gunungkidul

Gambar 11. Di desa Ngoro-oro kecamatan Patuk Gunungkidul

Gambar 12. Di Gunung Kendil kecamatan Ponjong Gunungkidul



Gambar 13. Route Gerilya Jendral Sudirman di kecamatan Semanu Gunungkidul

Gambar 14. Green Village di kecamatan Gedangsari

Gambar 15. Situs Bleberan kecamatan Playen






Jumat, 08 November 2019

MONUMEN PETA (PEMBELA TANAH AIR) KOTA BLITAR - JAWA TIMUR

Monumen PETA berada di  Jl Soedanco Soepriyadi kota Blitar Jawa Timur, merupakan monumen yang dibangun untuk memperingati kejadian bersejarah yang terjadi pada tahun 1945, dimana saat itu Kota Blitar merupakan pusat terjadinya pemberontakan tentara PETA melawan tentara Jepang yang dipimpin oleh Soedanco Soepriyadi.
Untuk menghormatinya di bangun sebuah Monumen yang terletak di depan bekas markas PETA, di Jl. Soedanco Soepriyadi. Monumen ini berbentuk sebuah patung yang mengangkat tangan kanannya, sebagai symbol bahwa dia tidak pernah menyerah untuk berjuang. Patung tersebut terlihat memakai seragam tentara Jepang, lengkap dengan topinya. Monumen ini ditujukan untuk mengenang pahlawan yang gugu dalam pertempuran tersebut agar dapat menyemangati para generasi muda dalam melanjutkan perjuangan Indonesia menjadi Negara yang besar.


Monumen ini sempat mengalami pemugaran dan kemudian diresmikan ulang pada tanggal 14 Februari 2008 yang bertepatan pada hari peringatan Pemberontakan PETA di Blitar.

ALUN-ALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG - JAWA TIMUR

Alun-alun Kabupaten Tulungagung, atau yang dikenal dengan sebutan “Taman Aloon-aloon" merupakan ikon dari Kabupaten Tulungagung. Taman...