Sabtu, 19 Agustus 2017

MASJID CHENG HOO PANDAAN KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

Masjid yang berletak di Jl. Raya Kasri ini adalah salah satu daya tarik kota Pandaan. Menjadi salah satu iKon dan menjadi sarana ibadah sekaligus tempat wisata bagi pengunjung luar kota.
Masjid berarsitektur Cina yang diresmikan pada tgl 27 Januari 2008 oleh Bupati H. Jusbakir Aldjufri SH.MM, Sedangkan peletakan batu pertama dilakukan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 30 Mei 2004. Sebelumnya merupakan tanah kosong milik perhutani yang kemudian dikelola menjadi Masjid yang menelan biaya hingga Rp. 3,2 Milyar lebih.


Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi. Dengan luas bangunan masjid 550 meter persegi. Masjid ini terdapat dua lantai. Lantai bawah seluas 529 meter persegi bakal ditempati perpustakaan, akad nikah dan acara seremonial religi lainnya. Sejak habisnya masa jabatan Bupati Jusbakir, masjid ini sekarang dikelola oleh ketakmiran masjid sebagai penanggung jawab.
Pada tahun 1405, delapan puluh tujuh tahun lebih sebelum penjelajahan Columbus, seorang pelaut Muslim China, laksamana Zheng He atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Cheng Ho telah lebih dahulu mengarungi lautan dunia dengan jarak tempuh yang lebih panjang dan lebih luas dibanding seorang penjajah Colombus. Kapal yang digunakan Cheng Ho dengan panjang 400 kaki adalah jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kapal Columbus yang panjangnya hanya 85 kaki.
Cheng Ho melakukan penjelajahan dunia sebanyak tujuh kali dari tahun 1405 sampai 1433. Kapal-kapal Cheng Ho mengunjungi Nusantara, Thailand, India, Arabia, dan Afrika Timur. Bahkan ada beberapa spekulasi yang memperkirakan perjalanan kapal Cheng Ho jauh melampaui Semenanjung Harapan Afrika Selatan. Bahkan ahli sejarah Gavin Menzies memperkirakan bahwa Cheng Ho juga mencapai benua Amerika, meskipun banyak diragukan ahli lain karena dugaan Menzies kurang didukung bukti-bukti sejarah yang meyakinkan.


Penjelajahan Cheng Ho bukanlah suatu upaya untuk melakukan penaklukan atau penjajahan terhadap bangsa-bangsa lain oleh bangsa China. Perjalanan Cheng Ho lebih merupakan upaya untuk mengenal bangsa-bangsa lain dan juga untuk menjajagi kemungkinan untuk kerjasama perdagangan dan ekonomi dengan bangsa-bangsa lain. Cheng Ho membawakan kepada bangsa lain hadiah-hadiah seperti emas, perak, porselin, dan sutera; sebagai imbalannya Cheng Ho membawa pulang ke negaranya binatang-binatang yang tidak ada di negaranya seperti burung unta, zebra, unta, dan jerapah, dan juga membawa pulang gading gajah.
Laksamana Cheng Ho beragama Islam, dia seorang muslim. Profesor HAMKA menilai Cheng Ho punya andil dalam memperkuat penyebaran Islam di Nusantara. Slamet Muljana menulis bahwa Cheng Ho membentuk komunitas muslim di Palembang, kemudian di Kalimantan Barat, dan kemudian juga membentuk berbagai komunitas serupa di pesisir Jawa, semenanjung Malaysia dan Pilipina. (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Zheng_He).
Sayangnya penjelajahan Cheng Ho tidak setenar penjelajahan Columbus. Penulisan buku sejarah tentang Cheng Ho juga sangat jarang. Jika sejarah tentang Columbus diajarkan dalam mata pelajaran sejarah dunia di semua sekolah, tidak demikian dengan sejarah Cheng Ho. Padahal penjelajahan Cheng Ho memberikan pelajaran berharga tentang hubungan antar bangsa di dunia. Perjalanan dan penjelajahan Cheng Ho tidak berlanjut dengan pendudukan, penjajahan dan pemusnahan penduduk asli dari wilayah yang dikunjunginya. Kita bisa merasakan banyak pengaruh budaya China di banyak negara terutama di benua Asia. Tapi pengaruh budaya itu bukan pengaruh yang meniadakan budaya lain, tetapi justru memperkaya budaya-budaya asli setempat.
Serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.
Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande pada 1426-1435) ke beberapa daerah dan negara di Asia dan Afrika, di antaranya Vietnam, Taiwan, Malaka/bagian dari Malaysia, Sumatra/bagian dari Indonesia, Jawa/bagian dari Indonesia, Sri Lanka, India bagian Selatan, Persia, Teluk Persia, Arab, Laut Merah, ke utara hingga Mesir, Afrika, ke selatan hingga Selat Mozambik.
Dalam khazanah keislaman, kehadiran Cheng Ho di Indonesia telah memunculkan wacana baru studi keislaman Indonesia. Cheng Ho berperan besar dalam pergolakan politik kerajaan-kerajaan di Jawa. Setidaknya, Cheng Ho memiliki andil besar dalam meruntuhkan Majapahit, Kerajaan Hindu terbesar dan berperan dalam membangun kerajaan Islam Demak pada tahun 1475.

Sejak digarap serius oleh Pemkab Pasuruan, Wisata masjid Cheng Ho makin ramai wisatawan. Di akhir pekan, bisa sampai 200 bus datang ke sana untuk melihat masjid yang unik sekaligus belanja aneka buahan segar.

Tidak hanya wisata alam yang eksotik seperti kawasan Penanjakan untuk menyaksikan sunrise dan Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan juga mempunyai wisata religi yang terintegrasi dengan wisata kuliner. Lokasi wisata itu yakni, Wisata Masjid Cheng Ho yang ada di Kecamatan Pandaan. Setiap hari kawasan wisata yang baru dibangun oleh Bupati Irsyad Yusuf banyak menjadi jujugaan maupun tempat transit wisatawan.

Menurut Camat Pandaan, Suwito Adi sebelum terintegarsi secara meneyluruh wisata religi Masjid Cheng Ho sepi dari pengunjung. Kawasan Pasar buah yang menjual hasil dari Kabupaten Pasuruan juga terlihat kumuh dan kotor. Namun, pemandangan tidak sedap itu mulai tertata dan diintegrasikan dengan Masjid Cheng Ho.

"Sejak kepemimpinan Gus Irsyad (Bupati Pasuruan) kawasan ini mulai dikunjungi masyarakat. Ada yang salat atau istirahat hingga berbelanja oleh oleh buah buahan atau produk UMKM," katanya pada detikTravel, Senin (8/8/2016).

Sejak dibangun menjadi kawasan wisata yang teintegrasi 2014 lalu, pengunjung wisata Masjid Cheng Ho makin membludak. Lahan parkir yang luas maupun penataan sentra pedagang buah semakin tertib dan bersih.

Sentra pedagang buah yang nyaman dikunjungi (Zaenal Effendi/detikTravel)

"Ramainya tidak hanya akhir pekan. Hari biasa juga ramai terlihat dari jumlah bus yang mencapai 50 bus untuk hari biasa dan sekitar 200 an bus di akhir pekan, itu belum kendaraan pribadi," ungkap dia.

Gus Irsyad sapaan akrab Bupati Pasuruan mengatakan saat ini yang menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah mengubah image masyarakat yang menganggap kawasan Pandaan masuk wilayah Kabupaten Malang.

"Dengan adanya Jelajah Wisata bersama komunitas yang berasal dari berbaai latar belakang mulai pelaku hotel, media serta netizen bisa merubah image itu dan meramaikan wisata di Kabupaten Pasuruan," ungkap Gus Irsyad.

Gus Irsyad yang juga adik kandung dari Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf berharap baik wisata alam yang alami maupun buatan serta wisata agro yang dimiliki Kabupaten Pasuruan bisa dikenal masyarakat di Jawa Timur dan Indonesia.

Sebelumnya, puluhan anggota Komunitas BicaraSurabaya melakoni Jelajah Wisata Kabupaten Pasuruan yang didiukung Pemkab Pasuruan. Selama dua hari, anggota komunitas diajak menyaksukan Kebun Pembibitan Kentang dan Ladang Gandum di Desa Ngadiwono, Tosari.

Tak hanya itu, Gus Irsyad juga mendorong komunitas tersebut untuk yang menikmati sunrise dan Gunung Bromo dari Pegunungan Penanjakan. "Penanjakan itu masuk Kabupaten Pasuruan dan spot paling terkeren menikmati Bromo," kata Gus Irsyad saat menerima kedatangan Komunitas BicaraSurabaya pada Sabtu (6/8/2016) pagi kemarin.

Tidak berhenti disitu, para komunitas juga ditunjukkan wisata keluarga yakni Saigon Water Park yang memiliki fasilitas waterpark yang dilengkapi dengan pesawat boeng 737-400 dan kolam renang olympic size yang dilanjutkan berkunjung ke Taman Safari II dan berakhir dengan wisata Masjid Cheng Ho serta ditutup dengan makan malam kepiting Cak Gundul di Pandaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALUN-ALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG - JAWA TIMUR

Alun-alun Kabupaten Tulungagung, atau yang dikenal dengan sebutan “Taman Aloon-aloon" merupakan ikon dari Kabupaten Tulungagung. Taman...