Senin, 13 Februari 2017

MONUMEN PANCASILA JAYA LUBANG BUAYA CEMETUK KABUPATEN BANYUWANGI - JAWA TIMUR

Keganasan PKI tidak hanya terjadi di Jakarta tetapi juga di daerah-daerah. Salah satunya ada di Desa Cemetuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Di monumen Lubang Buaya Cemetuk, juga terdapat patung Garuda Pancasila raksasa lengkap dengan relief peristiwa itu di bagian bawahnya.

Bagian belakang patung Garuda Pancasila terdapat tiga lubang dengan bentuk persegi. Ketiga lubang itulah yang dimaksud sebagai monumen lubang buaya. Tempat pembuangan para korban setelah dibantai secara massal pada 30 September 1965.

Gambar 1. Monumen Pancasila Jaya di Desa Cemetuk Banyuwangi

Dari tiga lubang buaya yang besar itu isinya 42 orang dibuang di sana dan yang lubang kecil-kecil itu 10 orang.Perspektif sejarah G30 S  dikemas dengan simbol-simbol relief, lubang buaya, dan beberapa teks di sekitar dinding patung menekankan kekejaman kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI digambarkan telah membantai 62 orang yang ditandai dengan nama pemuda Pancasila.

Dalam teks di monumen tertulis, “Monumen Pancasila Jaya di sini pada tanggal 18-10-1965 telah terjadi pembunuhan massal terhadap 62 orang pemuda Pancasila oleh kebiadaban  G 30 S/PKI,”.

 
Gambar 2. Relief dan Monumen Lubang Buaya di Desa Cemetuk Banyuwangi

Terlepas siapa dalang peristiwa G30 S  tentang pembunuhan para jenderal di Jakarta, usai peristiwa tersebut telah memantik pembantaian massal di daerah. Salah satunya terjadi di Cemetuk, Cluring pada 18 Oktober 1965.

Menurut warga di sekitar monumen tersebut, menjelaskan monumen Lubang Buaya Cemetuk dibangun pada tahun 1994. Hingga saat ini cerita turun-temurun tentang peristiwa Lubang Buaya Cemetuk masih satu versi: Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) berafiliasi dengan PKI telah membantai para pemuda Ansor yang datang dari Muncar.

Bila diamati peristiwa pasca G30 S di Banyuwangi, khususnya di Cemetuk masih ada perlawanan dari PKI.

Gambar 3. Sumur-sumur pembantaian

Bila ingin berkunjung ke monumen Lubang Buaya Cemetuk, Anda bisa mengamati secara langsung bagaimana peristiwa kelam 1965 dalam ilustrasi relief. Terlepas siapa yang menjadi pelaku dan korban tentunya dari monumen Lubang Buaya Cemetuk bisa jadi refleksi. Jangan sampai peristiwa kelam tersebut kembali terulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALUN-ALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG - JAWA TIMUR

Alun-alun Kabupaten Tulungagung, atau yang dikenal dengan sebutan “Taman Aloon-aloon" merupakan ikon dari Kabupaten Tulungagung. Taman...