Selain memiliki makam raja-raja, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) juga memiliki makam bersejarah lainnya. Makam
tersebut bernama Makam Astana Girigondo. Pemakaman ini letaknya di
daerah perbukitan Menoreh. Komplek Pemakaman Astana Girigondo ini hanya
diperuntukkan bagi para raja, keluarga raja dan kerabat Pakualaman.
Untuk pertama kalinya, Astana Girigondo digunakan untuk memakamkan KGPAA
Paku Alam V. Tepatnya pada September 1900. Peristiwa bersejarah ini
ditunjukkan dengan adanya prasasti yang disematkan pada gapura makam
teras pertama.Selain itu, latar belakang pemilihan lokasi makam di
Kulonprogo ini berkaitan erat dengan asal-usul KGPAA Paku Alam V yang
merupakan putra KGPAA Paku Alam II dari Garwo Raden Ayu Resminingdyah
yang berasal dari Trayu, Tirtarahayu, Galur, Kulonprogo.
Pada gapura pintu masuk Komplek
Pemakaman Astana Girigondo ini terdapat simbol Pakualaman dan tulisan
Jawa, yang berbunyi ‘Girigondo’. Secara garis besar kompleks makam ini
dibagi menjadi 6 teras. Tiap-tiap teras dihubungkan dengan tangga.
Pengunjung harus melalui trap-trap bahkan siapapun yang menghitungnya
pasti akan berbeda jumlahnya satu sama lain untuk naik menuju makam.
Anda juga dapat menikmati pemandangan di kanan kiri lembah perbukitan
sambil menaiki trap satu ke trap yang lain.
Pada teras I, yakni teras yang paling
tinggi, Anda akan melihak tembok dan pagar besi setinggi 2,40 m yang
mengelilingi teras tersebut dengan gapura masuk dan pintu gerbang dari
besi. Teras I ini berukuran 3,2 x 2,155 meter ini. Di tempat tersebut
dimakamkan keluarga Pakualaman, istri, anak dan menantu sebanyak 32
makam.
Teras II terletak di sebelah Selatan
dari teras I. Bagian ini dihubungkan dengan tangga berjumlah 21 anak
tangga, dan terdapat 8 buah makam di dalamnya. Teras III, baru ditempati
2 buah makam dan lahannya masih kosong. Sedangkan pada teras IV,
terdapat 3 buah makam kerabat jauh Pakualaman. Teras V masih kosong.
Sedangkan Teras VI, dibagi menjadi bagian Barat dan Timur. Bagian Barat
terdapt 2 buah makam, dan bagian Timur terdapat 7 buah makam.
Di sini dimakamkan KGPAA Paku Alam V,
VI, VII, VIII beserta keluarganya. Sedangkan KGPAA Paku Alam I, II, III,
IV dimakamkan di pemakaman Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta. Alasan
tidak bersatunya pemakaman Paku Alam karea areal pemakaman di
Hastorenggo telah penuh, sehingga membuat Paku Alam V akhirnya mencari
tempat lain untuk pemakaman kerabat Paku Alam seterusnya. Dan dipilihlah
Dusun Girigondo untuk dibangun area pemakaman.
Di area komplek Pemakaman Astana
Girigondo ini terdapat fasilitas seperti area parkir yang cukup luas dan
Masjid bersejarah yang didirikan oleh Keluarga Raja Pakualaman. Di
masjid itulah tempat para warga dusun mengikat tali silaturahmi. Mereka
juga biasa menyelenggarakan Jamaah Sholat Jumat dan tempat para pemuda
Girigondo mengkaji Agama Islam. Di sekitar Makam Girigondo dengan
pemandangan yang indah nan sejuk tersebut juga terdapat pemukiman warga
yang sudah menetap sejak lama dan kebanyakan warga asli dusun tersebut.