Sabtu, 03 Februari 2024

PUNDEN TUTUP KOTA BATU - JAWA TIMUR

Asal usul nama Dusun Tutup (Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu) diambil dari sebuah pohon yang dahulu banyak tumbuh di daerah ini. Pohon tutup sendiri sudah hampir punah, hanya tinggal satu dua yang tersisa. Sedangkan yang membuka Dusun Tutup adalah salah satu seorang prajurit Pangeran Diponegoro bernama Mbah Iro, beliau datang sekitar abad ke 18 dan mendirikan padepokan sebagai tempat sekaligus sebagai tempat murid mencari ilmu, sehingga daerah ini dan sekitarnya sampai sekarang terkenal sebagai daerah Ndhempok.

 

Sedangkan untuk nama Desa Torongrejo terdapat dua versi dari mana nama tersebut diambil. Versi pertama mengatakan bahwa nama Torongrejo berasal dari kota Torong yang berarti nama pohon torong yang dahulu banyak tumbuh di daerah ini, dan kata rejo yang berarti ramai. Versi dua juga diambil dari kata Torong yang berarti sumber air (mata air) karena di daerah ini banyak mata air dan rejo juga berarti ramai.

Islam masuk ke Torongrejo diperkirakan pada abad ke 18, dibawa oleh seorang tokoh agama yang bernama Kyai Syarif. Perjuangan Kyai Syarif dalam menyebarkan Islam pada saat itu sangat berat, karena pada saat itu penduduk sekitar sangat fanatik dalam memeluk agama lama yaitu Hindu. Begitu lama beliau bergaul dengan seluruh warga namun tidak membawa hasil, hanya makian dan cemoohan yang beliau dapat, namun dengan sabar beliau menjalankan misinya sambil berdo’a memohon pertolongan kepada Allah. Sampai pada saat yang ditentukan oleh Allah, terjadi peristiwa besar yaitu kebakaran hebat yang memusnakan seluruh rumah yang ada di wilayah sekitar tempat tinggal Kyai Syarif. Pada waktu itu rumah masih terbuat dari kayu atau bambu yang beratapkan ilalang. Atas izin Allah, rumah Kyai Syarif selamat dari kebakaran tersebut dan merupakan satu-satunya rumah yang tidak terbakar. Sejak saat itu Kyai Syarif mulai mendapat simpati dari warga, Beliau dianggap sebagai orang “linuwih“.  Perlahan penduduk mulai memeluk agama Islam walaupun sekedar membaca syahadat. Demikian pengaruh Kyai Syarif mulai menyebar ke luar desa, sehingga beliau dipercaya sebagai pemimpin agama di wilayah Torongrejo dan sekitarnya. Peninggalan Kyai Syarif  adalah berupa Al Qur’an kuno tulisan tangan yang sampai sekarang masih disimpan oleh salah satu keturunan beliau.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALUN-ALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG - JAWA TIMUR

Alun-alun Kabupaten Tulungagung, atau yang dikenal dengan sebutan “Taman Aloon-aloon" merupakan ikon dari Kabupaten Tulungagung. Taman...