Selasa, 27 Agustus 2013

MUSEUM MANDALA WANGSIT SILIWANGI KOTA BANDUNG - JAWA BARAT

Bangunan museum ini dibangun sekitar tahun 1910, dengan fungsi semula adalah Militaire Akademie Bandung, saat ini bangunan ini difungsikan menjadi museum yaitu Museum Madala Wangsit Siliwangi.
Museum Mandala Wangsit Siliwangi yang terletak di Jl Lembong 38 Bandung ini, memiliki areal seluas 4176 m2 dan luas bangunan 1674 m2, menempati sebuah gedung yang pernah digunakan sebagai markas Divisi Siliwangi yang pertama di Kota Bandung (Staf Kwartier Territorium III Divisi Siliwangi) pada tahun 1949-1950 yang berlokasi di Oude Hospital Weg (sekarang jalan lembong).
Sebagai markas militer, pada tanggal 23 Januari 1950 gedung ini pernah menjadi sasaran utama serangan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Dalam Peristiwa tersebut gugur sebanyak 79 Prajurit TNI/Siliwangi, termasuk diantaranya Mayor Adolf Lembong.
Mengingat pentingnya pelestarian dan pewarisan nilai-nilai kejuangan ’45 kepada generasi muda agar kesadaran serta penghayatan terhadap sejarah perjuangan bangsanya tetap utuh; maka Kodam III/Siliwangi memandang perlu untuk mendirikan Museum Mandala Wangsit Siliwangi.

Gerbang masuk bangunan museum


Untuk hal itulah dikumpulkan beberapa benda koleksi yang bernilai sejarah dari kurun waktu antara masa perjuangan kemerdekaan, masa perang kemerdekaan, dan masa selanjutnya yang berhubungan dengan perjuangan Divisi Siliwangi dan Rakyat Jawa Barat pada umumnya.


Benda-benda yang berhasil dikumpulkan diantaranya berupa senjata tradisional berupa kujang, keris, pedang, golok, tombak, panah, pedang bambu, dan samurai; senjata api dari berbagai jenis dan kategori; serta berbagai kendaraan militr yang penah digunakan.


Adapun benda lainnya berupa alat dan perlengkapan yang pernah digunakan Divisi Siliwangi dan Rakyat Jawa Barat dalam bertempur untuk mempertahankan daerahnya.


Disamping berbentuk benda-benda koleksi, terdapat juga foto-foto perjuangan dari masa revolusi fisik antara tahun 1945 sampai dengan 1949, foto-foto mantan Panglima Siliwangi, tanda pangkat, lencana, Panji Siliwangi, mata uang, peta dan sebagainya.

                              
Halaman depan museum Mandala Wangsit Siliwangi

Museum Mandala Wangsit Siliwangi, diresmikan penggunaannya oleh Pangdam III/Siliwangi ke-8, Kolonel Ibrahim Adjie pada tanggal 23 Mei 1966 dan termasuk dalam kategori museum sejarah/perjuangan tingkat kodam.


Sebagai sarana pendidikan, Museum Mandala Wangsit Siliwangi dilengkapi pula oleh lukisan diorama dan ruang audio visual untuk pemutaran film documenter (sejak tahun 1990 tidak lagi dipergunakan karena rusak) perjuangan Divisi Siliwangi dan rakyat Jawa Barat.

Koleksi senjata pasukan Kodam Siliwangi


Museum dibuka untuk umum pada hari Senin Kamis, Pukul 08.00 s.d. 13.00 WIB, Jum’at pukul 08.00 s.d. 10.00 Wib, dan Sabtu pukul 08.00 s.d. 12.00 WIB.

TAMAN RAFLESIA ALUN-ALUN KABUPATEN CIAMIS - JAWA BARAT

Ciamis merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat. Sebelum dimekarkan wilayahnya menjadi kota Banjar dan kabupaten Pangandaran, Ciamis memiliki wilayah yang cukup luas, maka Ciamis memiliki banyak objek wisata yang cukup beragam, mulai dari wisata pegunungan sampai wisata air. Salah satu dari sekian banyak objek wisata yang menarik di Ciamis adalah objek wisata Alun-alun Ciamis.

Alun-alun Ciamis atau dikenal pula dengan nama Taman Rafflesia. Penamaan Taman Rafflesia sendiri karena di Ciamis tepatnya di Pangandaran terdapat bunga Rafflesia Arnoldi. Tetapi karena Pangandaran telah berpisah dari Ciamis pada tahun 2012, maka pemerintah Ciamis akan mengubah nama Taman Rafflesia menjadi Taman Galuh Priangan.
Alun-alun Ciamis menyediakan wisata kuliner yang menggiurkan, mulai dari jajan pasar, seperti gehu, bala-bala, sampai bubur ayam yang buka 24 di restoran Pusaka Ciamis (Haji Etom). Adapula wisata rekreasi, terutama bagi anak-anak, seperti Deldom (Delman Domba). Alun-alun Ciamis dikelilingi tempat-tempat penting di Ciamis, seperti Gedung DPRD CiamisPendopo CiamisKantor Pos CiamisCiamis MallToserba Yogya, dan Mesjid Agung Ciamis.
Alun-alun Ciamis ramai hampir setiap hari, terutama pada sore hari. Sedangkan pada hari libur biasanya sudah ramai sejak pagi hari.
Jadi apabila Anda sedang di Ciamis, tidak ada salahnya untuk istirahat sebentar menikmati wisata kuliner dan rekreasi yang menyenangkan

PERKEBUNAN TEH CIATER KABUPATEN SUBANG - JAWA BARAT

Selama menjajah Indonesia, Belanda banyak mendirikan perusahaan perkebunan diantaranya pada tahun 1915  mulai membudidayakan tanaman teh yang sangat luas arealnya sehingga produksi teh sangat berlimpah maka pada tahun 1920 s/d 1922 Bangsa Belanda mulailah mendirikan pabrik untuk pengolahan teh di tiap – tiap Perkebunan yang ada di Jawa Barat tak terkecuali Perkebunan yang ada di kabupaten Subang yaitu Pabrik Pengolahan TehTambakan, Kasomalang dan Serengsari.
 
 
Pada tahun 1934 pabrik teh di daerah Ciater didirikan, dan dioperasikan pada tahun 1937 dengan kapasitas olah ± 900 ton Teh kering setahun.
Pada tahun 1945 Indonesia merdeka terbebas dari segala bentuk penjajahan dan pada sekitar tahun 1950-an Belanda meninggalkan Indonesia, semua peninggalan Belanda diambil alih oleh Inggris salah satunya perusahaan P&T Land PT (Pamanukan dan Tjiasem Land) yang berkantor pusat di Kota Subang.
Setelah Inggris meninggalkan Indonesia semua asset diambil oleh Bangsa Indonesia. Awalmula perkebunan dikelola oleh suatu perusahaan yang diberi nama PTP.XIII, dan sekitar tahun 1979 semua peralatan termasuk mesin-mesin pengolahan diperbaiki dan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.
Perkebunan Ciater merupakan salah satu perkebunan yang banyak menghasilkan produksi. Kerena banyaknya produksi, sehingga proses pengolahan tidak berjalan dengan baik akibat kapasitas pengolahan waktu itu hanya sedikit, maka pada tahun 1989 direksi PTP XIII memutuskan untuk membuat pabrik dengan kapasitas pengolahan yang lebih banyak (± 60-70 ton/hari basah). Pabrik yang baru dibangun tahun 1990 diatas tanah seluas 20.000 m3 dengan ketinggian dari permukanan laut ± 1050 Mtr dan suhu rata-rata 18-25ÂșC mampu bersaing dengan perkebunan-perkebunan lainnya dan mampu menghasilkan teh jadi yang berkwalitas baik sehingga terkenal ke mancanegara.
                     

Perkebunan Ciater terletak di kaki gunung Tangkuban Perahu di antara jalan raya Subang Bandung yang mana wilayah bagian selatan berbatasan dengan kabupaten Bandung Barat terletak di daerah Wates Tangkuban perahu, batas sebelah utara terletak di kecamatan Serangpanjang antara jalur Jalan raya Jalancagak dan Wanayasa.






MASJID AL-JABBAR KOTA BANDUNG - JAWA BARAT

Masjid Raya Al Jabbar terletak di kecamatan Gedebage kota Bandung berjarak sekitar 2 km tenggara Stasiun Gedebage Bandung. Masjid iini mulai...