Masjid Sulthoni Wotgaleh merupakan masjid milik Kraton Yogyakarta terletak di Padukuhan Wotgaleh, Noyokerten, Kalurahan Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman sekitar 8 km timur pusat kota Yogyakarta. Masjid Suthoni Wotgaleh merupakan Bangunan Cagar Budaya oleh Bupati Kabupaten Sleman. Masjid Sulthoni Wotgaleh dibangun sekitar tahun 1600 Masehi, seiring dengan keberadaan makam Hastono Wotgaleh, yaitu makam Panembahan Purubaya I, yang lebih terkenal dengan sebutan Banteng Mataram, karena keberaniaan dan ketangguhan dalam berperang dan pernah menyerbu Batavia. Selain makam Panembahan Purubaya I, juga dimakamkan Panembahan Purubaya II, Panembahan Purubaya III. Wotgaleh berasal dari kata wot yang berarti jembatan, menyeberangi atau meniti, dan galeh atau galih berarti hati, sehingga wotgaleh berarti tempat bagi orang-orang yang ingin menguatkan hatai dalam mencapai kesabaran lahir dan batin.
Rabu, 15 November 2023
MASJID SULTHONI WOTGALEH KABUPATEN SLEMAN - D.I. YOGYAKARTA
Masjid Sulthoni Wotgaleh selain berfungsi untuk keagamaan
(Islam) juga berfungsi sebagai tempat pertahanan rakyat. Pada waktu
didirikan bangunan makam dan masjid, berada di tengah-tengah pemukiman
warga. Namun pada masa penjajahan Jepang diadakan pelebaran wilayah
bandara, sehingga rumah-rumah penduduk dipindahkan ke tempat lain.
Sekeliling masjid-makam sekarang merupakan tanah TNI AU yang ditanami
tebu.
Masjid Sulthoni Wotgaleh merupakan masjid yang berada dalam satu
komplek dengan makam yang disebut Hastono Wotgaleh, yaitu makam
Panembahan Puruboyo I (putra Panembahan Senopati dari Mataram Islam).
Seperti umumnya bangunan masjid di Jawa menggunakan atap berbentuk
Tajug. Dari ciri-ciri yang ada merupakan tipe Tajug Lawakan Lambang
Teplok, yaitu bangunan dengan atap tajug di bagian tengah dan mempunyai
atap pananggap di keempat sisinya. Bagian atas atap pananggap terdapat
blandar lumajang yang menempel pada sunduk-kili pamidhangan atau
sakaguru. Di samping kiri dan kanan ruang utama masjid terdapat ruang
yang disebut Pawestren(untuk sholat perempuan) dan ruangan untuk takmir
masjid. Di bagian depan terdapat serambi berbentuk Limasan dengan tiang
atau saka utama berjumalah 8 (delapan) buah, di bagian luarnya terdapat
atap emper. Di serambi masih ada bedug lama, sebagai sumber bunyi untuk
menandakan waktu sholat sebelum adanya pengeras suara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MASJID AL-JABBAR KOTA BANDUNG - JAWA BARAT
Masjid Raya Al Jabbar terletak di kecamatan Gedebage kota Bandung berjarak sekitar 2 km tenggara Stasiun Gedebage Bandung. Masjid iini mulai...
-
JELAJAH RUTE GERILYA PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN Oleh : Firdaus Ubaidillah Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku, t...
-
Perjalanan Malang-Lumajang ini sebenarnya sudah lama saya lakukan tepatnya tanggal 15 Juli 2009, namun saya ulangi lagi dari arah sebaliknya...
-
Air Terjun Tumpak Sewu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (berbatasan dengan kabupaten Malang) yang memi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar