Kamis, 20 Agustus 2015

PUNCAK BINTANG KABUPATEN BANDUNG - JAWA BARAT



Penggagas dibukanya lokasi Wisata Puncak Bintang tersebut adalah Wismo Tri Kancono,S.Hut,MM tak lain adalah Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, yang awalnya beliau melihat lokasi sadapan getah pinus.

Lokasi Wisata Puncak Bintang memiliki ketinggian 1.442 meter dari permukaan laut, dari Kota Bandung dapat ditempuh hanya dengan waktu kurang lebih sekitar 30 menit, untuk menuju kawasan ini kita bisa masuk dari jalan Padasuka Cicaheum, melewati saung Angklung Udjo, naik ke Caringin Tilu dan di atas sudah disiapkan petunjuk menuju ke lokasi tersebut.


 Selain keindahan alamnya, juga panorama Sunset menjelang malam yang sangat begitu mempesona serta sejuknya udara dingin hutan pinus, di Puncak Bintang juga tersedia jogging track, bicycle track serta kita bisa melihat view Bandung Lembang dari satu titik.


Jumat, 14 Agustus 2015

KRATON/PURA PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA - D.I. YOGYAKARTA

Pura Pakualaman merupakan salah satu pusaka budaya di Kota Gudeg ini. Pura Pakualaman terbentuk dari rangkaian bangunan yang menyatu di dalam lingkup tembok keliling menjadi satu komplek seluas 5,4 ha. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa Pura Pakualaman menghadap ke selatan, sehingga berbeda dengan kraton kasultanan yang secara keseluruhan menghadap ke utara.


Di dalam kompleks Kraton Pura Pakualaman terdapat sebuah museum yang benama Museum Pura Pakualaman. Museum tersebut berisi benda-benda bersejarah peninggalan masa Sri Pakualam I sampai Sri Pakualam VIII. Museum tersebut dikelola secara swadaya oleh keluarga Kraton Pura Pakualaman.
 

 
Benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya antara lain: foto-foto bersejarah, perkakas rumah tangga, baju tradisional, senjata, hingga kereta kuno. Pemandu akan menemani dan menjelaskan secara lengkap tentang cerita dan latar belakang sejarah dari benda-benda yang dipamerkan.



MUSEUM GULA GONDANG WINANGOEN KABUPATEN KLATEN - JAWA TENGAH

Museum Gula Gondang Winangoenatau Museum Gula Klaten terletak di Pabrik Gula Gondang Winangoen, Jalan Raya Jogja – Solo Km. 25, Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten – Jawa Tengah, sekitar 10 km ke arah timur dari Candi Prambanan. Di museum ini  disimpan berbagai benda bersejarah terkait perkembangan industri Gula di seluruh Jawa Tengah.

Museum Gula Gondang Winangoen merupakan museum milik PT Perkebunan Nusantara, BUMN perkebunan di Kota Klaten. Didirikan atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah yang diresmikan pada tanggal 11 September 1982 oleh Soepardjo Roestam (Gubernur Ja-Teng saat itu) untuk menyambut diadakannya Kongres International Society of Sugar Cane Technologists (ISSCT) XIX di Pasuruan, Jawa Timur 22 Agustus 1986.
Di museum ini para pengunjung akan disuguhi berbagai pengetahuan tentang produksi gula, mulai dari berbagai cara menaman tebu beserta proses pemanenannya, macam-macam peralatan bertanam tebu, berbagai jenis tebu dan kualitasnya, pengenalan hama dan gulma tanaman tebu, dan foto-foto bersejarah perkembangan pabrik gula.
Berbagai macam teknologi pengolahan tebu dipamerkan di museum ini,  dari mesin dengan teknologi sederhana berupa pengilingan tebu dari kayu menggunakan tenaga hewan, hingga teknologi pabrikasi tebu yang mengunakan mesin-mesin besar untuk menghasilkan air gula yang banyak dalam waktu singkat.
 

Selain itu juga terdapat ruangan untuk menyimpan koleksi peralatan kantor petugas pengolahan tebu seperti mesin ketik kuno, telepon kuno hingga kalkulator yang dipakai di jaman pemerintahan Hindia Belanda.
Di bagian luar Museum Gula Gondang Winangoen terdapat juga lokomotif lawas yang sering disebut Montit. Lokomotif ini berupa kereta uap mini berbahan bakar kayu yang dulunya digunakan sebagai pengangkut tebu. Para pengunjung dapat berwisata memutari pabrik gula Gondang Winangoen dengan naik kereta ini.
Selain menikmati wisata sejarah di museum, para pengunjung juga bisa berjalan-jalan ke tempat menarik di sekitar Museum Gula Gondang Winangoen. Di area museum ini terdapat agrowisata dan greenpark yang didalamnya tersedia selter gazebo-gazebo, kopi restauran dan kolam renang.

CAVE TUBING KALISUCI KABUPATEN GUNUNGKIDUL - D.I. YOGYAKARTA

Bila Anda adalah pehobi berpetualang dengan alam, Cave Tubing Kalisuci bisa menjadi pilihan liburan Anda di Yogyakarta. Cave Tubing Kalisuci sendiri terletak di Jetis, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul. Lokasi ini bila Anda akses dari kota Yogyakarta berjarak sekitar 50 km ke arah timur atau sekitar 10 km dari Kota Wonosari.

Cave Tubing sendiri merupakan perpaduan antara arung jeram (rafting) dengan susur gua (caving) dimana dua aktivitas tersebut sebenarnya terpisah. Lantaran lokasi Gua Kalisuci ini memiliki arus air yang deras dan sungai terletak di dalam gua, maka cocoklah bila aktivitas di alam bebas ini menjadi sebuah tantangan yang memukau bagi para pecinta petualangan alam.
Sebelum Anda masuk ke dalam gua, pemandu akan memberikan pengarahan bagaimana kiat dan cara yang bisa dilakukan saat Anda mengikuti Cave Tubing Kali suci ini. Berikutnya, pemangsangan safety gear seperti pelampung, helm, pengaman lutut, dan pengaman kaki. Kemudian pemandu akan membagikan ban dalam mobil bagi setiap peserta. 



Saat turun menuju sungai di dalam gua, pemandu akan selalu menemani Anda. Jangan khawatir karena mereka akan meng-guide peserta hingga akhir petualangan.
Gua Kalisuci sendiri merupakan salah satu segmen dari kawasan Kars Gunungsewu yang luasnya mencakup tiga kabupaten yaitu Gunung Kidul, Wonogiri dan Pacitan.
Oleh karena keunikan tersebut, pada tahun 1993 silam International Union Speleology mengusulkan agar kawasan Kars Gunungsewu termasuk di dalamnya Gua Kalisuci masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia. Tidak hanya itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 6 Desember 2004 mencanangkan tempat tersebut sebagai Kawasan Ekokarts.
Lokasi alam Karts ini perlu dibanggakan karena tiga pusat wisata petualangan alam cave tubing di dunia terdapat di Indonesia salah satunya di Gua Kalisuci Gunung Kidul kemudian di negara Meksiko dan Selandia Baru.




Sensasi saat memasuki Gua Kalisuci akan terasa dimulai dari Anda turun menuju sungai bawah tanah. Air yang jernih, suara alam yang indah akan membawa Anda semakin terhanyut akan keindahan alam kebesaran Tuhan.
Arus air yang deras akan membawa ban dalam yang Anda tumpangi semakin hanyut ke bawah menuju titik pemberhentian. Bila diukur dengan kaki, kedalaman air hanya sampai lutut saja. Sehingga bagi yang tidak bisa berenangpun bisa merasakan sensasi menyusuri Gua Kalisuci tersebut.
Pemandu akan menemani perjalanan Anda sejauh setengah kilo meter dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam. Untuk menikmati tantangan ini, peserta Cave Tubing Kalisuci dikenakan biaya sebesar Rp. 65 ribu per orang dengan jumlah peserta minimal 5 orang. Akses menuju tempat wisata tersebut harus dilalui dengan kendaraan pribadi lantaran kendaraan umum belum bisa menjangkau tempat tersebut. Puaskan liburan Anda dengan menjajal Cave Tubing Kalisuci ini meskipun hanya satu kali seumur hidup Anda.

Rabu, 12 Agustus 2015

MONUMEN TUMPAK RINJING KABUPATEN PACITAN - JAWA TIMUR

 


Monumen Tumpak Rinjing dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran di Tumpak Rinjing. Monumen ini dibangun untuk mengenang pertempuran para gerilyawan yang dipimpin langsung oleh Jenderal Sudirman bersama Brigjen Slamet Riyadi di Tumpak Rinjing melawan pasukan konvoi Kolonial Belanda, pertempuran terjadi pada 7 Juni 1948.
Jalur akses menuju Monumen pun sangatlah mudah karena satu jalur dengan jalur Bus jurusan Pacitan-Solo dan Monumen tersebut terletak pas di pinggir jalan raya.
Namun yang menjadi satu masalah adalah bahwa areal monumen ini tidaklah luas seperti di Nawangan, kecil dan kurang terawat. Hal tersebut nampak dari kurang adanya warung-warung ataupun toko yang berjualan di lokasi, menjadikannya tidak seperti lokasi wisata seperti tempat wisata lainnya.
Sering pada saat-saat tertentu, monumen ini dijadikan tempat kegiatan ekstra kurikuler oleh sekolah-sekolah setempat untuk mengenang dan mengingat selalu perjuangan para pahlawan dalam memperebutkan bangsa Indonesia dari tangan penjajah.Bagi wisatawan yang datang dari arah Goa Gong atau Goa Tabuhan menuju Pantai Teleng Ria, pasti akan melewati monumen ini, karena letaknya yang di pinggir jalan utama dari Jawa Tengah menuju Pacitan. Tempat ini cocok bagi para biker dan klub-klub motor untuk sekedar melepas lelah sementara sebelum melanjutkan perjalanan. Tempatnya teduh dengan pohon-pohon rindang di sekitarnya dan ada.

KAWASAN SEJARAH PB SOEDIRMAN KABUPATEN PACITAN - JAWA TIMUR

Kawasan  Sejarah PB Soedirman ini terletak di Kompleks Monumen Desa Pakisbaru Kecamatan Nawangan kabupaten Pacitan, sekitar 50 km utara kota Pacitan. 
PJ Gubernur Jatim, Setya Purwaka menuturkan, di tem­pat ini Jederal Soedirman me­musatkan gerakan untuk ber­juang melawan penjajah. Pe­ninggalan seperti Markas Ge­rilya yang berada dua kilometer ke arah timur monumen men­jadi saksi hidup perjuangan itu.

Kita semua tahu tempat ter­sebut mempunyai nilai historis yang sangat tinggi. Siapapun yang melihat ke tempat itu akan terbayang bagaimana perjuang­an Jenderal Soedirman. Banyak prinsip, ajaran, dan wejangan beliau yang dapat di­ambil oleh generasi muda itu a-kan membantu pengembangan mental mereka.
 
Kawasan ini akan terus di­kembangkan, sehingga ke depan akan menjadi salah satu kawasan wisata sejarah seperti halnya di Blitar dengan Museum dan Ma­kam Bung Karno, dan Trowulan Mojokerto dengan peninggalan Kerajaan Majapahitnya.
Menurut Setya, kawasan bersejarah ini diharapkan bisa menjadi obyek yang menarik perhatian wisatawan luar mau­pun dalam negeri. “Kawasan ini akan terus dikembangkan se­hingga masyarakat di sini akan ikut merasakan manfaat kebe­radaannya.” katanya.
Semakin banyak yang ber­kunjung, akan makin banyak yang mengenal Pacitan. Nan­tinya di kawasan ini akan di­bangun penginapan tamu, di­orama, museum, lahan parkir kendaraan, dan tiga helypad.
“Area yang tersedia masih cukup luas untuk mengemban­gkan kawasan ini, kami yakin wisatawan akan tertarik kesini karena kawasan ini berada di dataran tinggi sehingga peman­dangan di sepanjang jalan me­nuju lokasi sangat indah serta hawanya sejuk,” tuturnya.
Apalagi Kabupaten Pacitan memiliki banyak potensi alam yang sangat bagus untuk di­kembangkan. Seperti perkebunan dan pertanian. Selain itu kawasan ini juga memiliki potensi wisata alam dan budaya yang cukup manarik.
 
Bahkan, untuk mengem­bangkan potensi tersebut kini pemprop tengah mengerjakan beberapa projek pembangunan seperti pembangunan jalur lin­tas selatan Banyuwangi – Pacitan dengan panjang 626 Km, Pemba­ngunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)  Sudimoro kapasitas 615 Mega watt de­ngan anggaran pembangunan se­besar Rp 6 triliun yang diambil dari anggaran APBN dan APBD Propinsi Jatim. Di Target­kan pemba­ngunan PLTU ini selesai 2010.



Kawasan Wisata
Monumen Jenderal Soedir­man ini berdiri di atas bukit yang menjadi saksi sejarah perju­angan Jenderal Soedirman. Un­tuk mencapai lokasi, harus me­lalui tiga jalur berundak, dengan jumlah anak tangga setiap ja­lurnya adalah 45, 8, dan 17, cermin dari tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan RI. Di sanalah, di tanah seluas kurang lebih 97.831 meter persegi, dan ketinggian 1.314 meter di atas permuka­an laut, berdiri patung Jenderal Soedirman setinggi 8 meter.
Awalnya, kawasan itu dibangun oleh ke­luarga Roto Suwarno yang merupakan pe­ngawal  Jenderal Soedirman   saat bermarkas di Desa Pakis Baru sejak 1 April hingga 7 Juli 1949. Kemudian mulai tanggal 22 Juli 2008 dilakukan pemugaran kawasan tersebut.
Sebelum memasuki kawas­an ini, ada delapan pintu ger­bang yang bertuliskan pesan Jenderal Soedirman seperti Ke­merdekaan Sudah di Genggam Jangan Dilepaskan atauWalau Dengan Satu Paru-Paru dan Ditandu Pantang Menyerah.
Di samping kiri kanannya lapangan terdapat relief perja­lanan sejarah perjuangan Jen­deral Soedirman, mulai masih anak-anak, saat mengenyam pendidikan militer, perang melawan sekutu, pergi keluar Jogjakarta untuk bergerilya dan kembali ke Yogyakarta

Selasa, 11 Agustus 2015

MUSEUM ANGKUT KOTA BATU - JAWA TIMUR

Museum Angkut  adalah tempat wisata dan ikon baru di kota Batu Jawa Timur. Museum yang juga disebut sebagai Museum Otomotif ini merupakan konsep wisata dengan bertemakan kendaraan dan berbagai wahana pertama yang ada di Indonesia, bahkan terlebih lagi di Asia Tenggara.

Museum Angkut merupakan perpaduan tempat wisata yang unik juga berisi sejarah dan perkembangan dunia angkutan, dipadu dengan legenda Movie Stars atau para bintang film di jamannya dengan latar belakang kota-kota dan bangunan eksotis di Batavia, Eropa, Amerika. Dengan desain sedemikian rupa membuat kita seolah-olah berada dalam keadaan yang nyata seperti lokasi / tema pada masing-masing wahana yang ditampilkan. Konsep wisata seperti ini mungkin sudah ada di Amerika, akan tetapi untuk Asia Tenggara, baru Indonesia yang pertama membuat. 

Beberapa wahana di Museum Angkut ini adalah Zona Edukasi, Zona Jerman, Zona Batavia, Zona Inggris, Zona Gangster & Broadway, Zona Las Vegas, Zona Itally, Zona Hollywood, Zona Perancis, dan Pasar Apung Nusantara.


Di dalam Museum Angkut ini dipamerkan kendaraan-kendaraan dari berbagai daerah di Nusantara, juga dunia. Diantaranya ada kendaraan di era Soekarno, presiden pertama Indonesia, juga ada juga Perahu, Kapal Laut, Motor Zundap, bahkan Pesawat.

Jika anda mengunjungi Zona Hollywood disana terdapat replika Batmobile (kendaraan Batman) ataupun patung raksasa Hulk yang sedang menghancurkan sebuah mobil. Dengan desain sedemikian rupa persis seperti aslinya sehingga suasana Hollywood dapat terasa.


Selain kendaraan, keberadaan alat angkut juga dipadukan dengan pusat kuliner. Bahkan juga dilengkapi pasar terapung, seperti yang ada di Kalimantan. Dengan demikian, para pengunjung dapat menikmati citarasa berburu kuliner serasa didaerah aslinya. Adapun ragam kuliner yang disuguhkan yakni seperti Gudeg Jogja, Sate Madura, Nasi Timbal, dan makanan khas daerah lainnya.


Selain menikmati berbagai angkutan dan kendaraan, anda juga dapat menyaksikan kegiatan yang berhubungan dengan angkutan atau otomotif disini, seperti pameran, launching produk otomotif, event komunitas, lelang, kontes Modifikasi, CSR bidang angkutan, dan lain sebagainya.


Museum Angkut Batu Malang ini dibangun bertujuan menghargai pencipta berbagai jenis angkutan di dunia karenan mengingat perkembangan teknologi angkutan terus berkembang dari tahun ke tahun. Dunia angkutan atau transportasi juga telah membawa perubahan yang sangat signifikan bagi kehidupan umat manusia di bumi.

MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA - D.I. YOGYAKARTA

Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga. Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya.


Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut nadi perdagangan dan pusat belanja. Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.
Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.
 
 Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. 

 

MASJID GEDHE KAUMAN KOTA YOGYAKARTA - D.I. YOGYAKARTA

Masjid Agung yang juga dikenal dengan nama Masjid Gedhe Kauman ini terletak di sebelah barat Alun- Alun Utara yang secara simbolis merupakan transendensi untuk menunjukkan keberadaan Sultan, yaitu di samping pimpinan perang atau penguasa pemerintahan (senopati ing ngalaga), juga sebagai sayidin panatagama khalifatulah (wakil Allah) di dunia di dalam memimpin agama (panatagama) di kasultanan.
 

Dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I oleh seorang arsitek bernama K. Wiryokusumo, masjid ini mempunyai pengulu pertama yaitu Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat. Seperti halnya masjid-masjid lain di Jawa, masjid ini beratap tumpang tiga dengan mustoko, masjid ini berdenah bujur sangkar, mempunyai serambi, pawestren, serta kolam di tiga sisi masjid. Namun beberapa keunikan yang dimiliki oleh masjid ini adalah mempunyai gapura depan dengan bentuk semar tinandu dan sepasang bangunan pagongan di halaman depan untuk tempat gamelan sekaten.
 

 
Masjid yang pernah dipugar akibat gempa bumi besar ini merupakan masjid jammi kerajaan yang berfungsi sebagai tempat beibadah, upacara kesagamaan, pusat syiar agama, dan tempat penegaan tata hukum keagamaan.
Seluruh kompleks Masjid ini dikelilingi oleh pagar tembok tinggi  di mana pada bagian utara terdapat Dalem Pengulon yaitu tempat tinggal serta kantor abdi dalem pengulu, serta di sebelah barat masjid terdapat beberapa makam yang diantaranya adalah makam Nyai Ahmad Dahlan. Abdi dalem pengulu inilah yang membawahi para abdi dalem bidang keagamaan lainnya, seperti abdi dalem pamethakan, suronoto, modin,
Kawasan di sekitar masjid merupakan kawasan pemukiman para santri ataupun ulama. Pemukiman tersebut lebih dikenal dengan nama Kauman dan Suronatan. Dalam perjalanan histories Yogyakarta, kehidupan religius di kampung tersebut menjadi inspirasi dan tempat yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya gerakan keagamaan Muhammadyah pada tahun 1912 M yang dipimpin oleh K.H.A. Dahlan.
 



PLENGKUNG GADING KOTA YOGYAKARTA - D.I. YOGYAKARTA

Sejarah Kraton Yogyakarta dapat diketahui salah satunya dari keberadaan gerbang-gerbang kraton. Gerbang kraton adalah pintu masuk ke dalam wilayah kraton. Dalam sejarah Kraton Yogyakarta dikenal ada lima buah pintu gerbang dimana bagian atas setiap gerbang berbentuk melengkung sehingga gerbang tersebut juga disebut plengkung.  




Kelima plengkung tersebut adalah sebagai berikut:
  • Plengkung Tarunasura, terletak di sebelah timur Alun-alun Utara. Saat ini lebih dikenal sebagai plengkung Wijilan karena letaknya di daerah Wijilan. Disebut Plengkung Tarunosuro karena dulu gerbang ini dijaga oleh para prajurit muda
  • Plengkung Madyasura, terletak di sisi timur Kraton Yogyakarta.. Plengkung ini ditutup pada 23 Juni 1812. Oleh karena itu plengkung ini dikenal sebagai Plengkung Buntet (tertutup). Pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII, plengkung tersebut dibongkar dan kemudian diganti dengan gapura gerbang biasa.
  • Plengkung Nirbaya, terletak di sebelah selatan Alun-alun Selatan. Nirbaya berasal dari kata "nir" yang artinya tidak ada, dan kata "baya" yang berarti bahaya. Jadi plengkung ini memiliki filosofi tidak adanya bahaya yang mengancam. Gerbang Nirboyo juga menjadi pintu keluar bagi jenazah sultan dan keluarganya ketika hendak dimakamkan. Saat ini Plengkung Nirboyo lebih dikenal dengan Plengkung Gading karena terletak di daerah Gading.
  • Plengkung Jagabaya. Dalam Bahasa Jawa "jaga" berarti menjaga, dan "baya" berarti bahaya. Plengkung ini terletak di sisi barat tembok benteng kraton, di sebelah barat Pasar Ngasem dan Tamansari. Saat ini plengkung Jagabaya telah berubah menjadi gapura biasa dan biasa disebut sebagai Plengkung Tamansari karena letaknya yang dekat dengan Tamansari.
  • Plengkung Jagasura terletak di sebelah barat Alun-alun Utara. Jagasura berasal dari kata "jaga" yang berarti menjaga, dan kata "sura" yang berarti pemberani. Plengkung ini dulu dijaga oleh pasukan yang pemberani

  • Dari kelima plengkung tersebut, hingga saat ini hanya Plengkung Tarunasura/ Plengkung Wijilan dan Plengkung Nirbaya/ Plengkung Gading yang masih terlihat keaslian bangunannya.


PANTAI GESING KABUPATEN GUNUNGKIDUL - D.I. YOGYAKARTA

Pantai Gesing Gunungkidul tepatnya berada di Dusun Panjolomulyo, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, kabupaten Gunungkidul. Bertualang ke pantai merupakan pilihan yang pas untuk melepas kepenatan dari aktivitas harian yang membosankan. Ke pantai Gesing lebih mudah jika melalui jalan Imogiri Timur lalu menuju ke arah kota Panggang. Nanti akan ada papan penunjuk arah ke pantai Gesing saat di perempatan atau bisa juga melalui pertigaan berpenanda sebuah pohon yang besar dan rimbun jalan masuk ke pantai gesing.
Pantai Gesing dilihat dari atas bukit

Dari jalan utama menuju ke pantai Gesing bisa di mudah di akses, walaupun kondisi jalan masih belum halus semua bahkan kadang harus merasakan offroad di bebatuan. Kami merekomendasikan naik motor saja. Untuk akses kendaraan mobil masih bisa namun harus siap dengan tanjakan-turunan yang tidak rata. Pantai Gesing bisa dibilang ini pantai yang ndeso sekali alias mblusuk, harus sabar jika ingin sampai ke lokasi.
Pantai Gesing untuk saat ini bisa dibilang adalah pantai perawan, karena masih belum banyak wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini dibanding pantai lain seperti Pantai Baron, Pantai Kukup, dll. Saat sampai di lokasi posisinya ada di atas tebing, jadi akan terlihat keindahan pantai Gesing dari atas bukit.
Pantai Gesing ini juga menjadi pelabuhan untuk nelayan tradisional. Nelayan yang ada dilokasi banyak dari mereka berasal dari Kebumen bahkan Pacitan yang rela tinggal di sekitaran pantai Gesing untuk mencari nafkah melaut mencari ikan. Di sini juga tersedia Tempat Pelelangan Ikan tapi tidak seramai pantai Depok yang biasanya ramai di pagi hari ketika para nelayan mendarat membawa hasil tangkapan. Pantai ini juga sangat digemari oleh banyak pemancing, karena ada beberapa spot mancing yang di rekomendasikan.

Ombak pantai Gesing yang relatif tenang, cocok untuk berenang

Untuk wisata keluarga di pantai Gesing ini juga sangat rekomendasi karena air di sekitaran pantai Gesing sangat tenang seperti danau bisa untuk bermain dengan indahnya pasir putih dan bisa untuk snorkling atau sekedar berenang di tepi pantai. Namun saat bermain air di pantai haruslah tetap waspada.
Pantai gesing adalah pantai keren yang terasa ramah. Harga makanan olahan ikan laut pun disini masih murah. Berkunjunlah ke pantai Gesing dan selalu buanglah sampah pada tempat sampah supaya alam tetap terjaga.

GUMUK PASIR PARANGKUSUMO KABUPATEN BANTUL - D.I. YOGYAKARTA

Gumuk Pasir Parangkusumo berada di antara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Proses terjadinya gurun pasir ini tidak lepas karena adanya Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Kali Opak, Kali Progo dan Pantai Parangtritis. Gundukan pasir yang mengumpul merupakan material yang berasal dari abu vulkanik gunung yang terbawa oleh aliran Sungai Opak, Sungai Progo dan sungai-sungai lainnya hingga akhirnya sampai ke Pantai Parangtritis. Kemudian di sini material vulkanik tersebut terombang-ambing oleh ombak hingga akhirnya terkikis dan berubah menjadi debu-debu halus yang akhirnya sampai ke tepi pantai dan dengan mudah dapat diterbangkan oleh angin. Karena proses yang secara terus-menerus tersebutlah hingga terbentuk gundukan pasir yang terkumpul di daratan sepanjang pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Gumuk Pasir Parangkusumo tersebut akhirnya semakin melebar dan tinggi akibat tiupan angin secara terus-menerus.

Gumuk Pasir Parangkusumo atau dikenal dengan padang pasirnya Yogyakarta terbentuk selama ribuan tahun. Selain objek wisata, gumuk pasir ini juga dijadikan objek penelitian. Bahkan rencanaya Gumuk Pasir Parangkusumo akan dimasukkan dalam daftar Unesco World Heritage karena merupakan fenomena alam yang tidak biasa dan hanya ditemukan satu-satunya di Asia Tenggara.  Memiliki luas sekitar 2 km dari muara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok menjadikan Gumuk Pasir objek yang indah bagi para fotografer. Area Gumuk Pasir Parangkusumo juga pernah dijadikan syuting film Wanita Berkalung Sorban, video klip Angnes Monica dan group band Letto. Tidak hanya itu, tempat ini juga dijadikan tempat pengambilan gambar untuk prewedding dan manasik haji sebagai contoh keadaan padang pasir di Mekah yang akan dirasakan oleh para rombongan haji.
Gumuk Pasir Parangkusumo memiliki suhu yang cukup ekstrim. Dimana ketika siang suhu sangat panas dan terik namun ketika malam hari suhu berubah menjadi sangat dingin. Sedangkan pasir yang terdapat di area ini terbilang unik karena memiliki karakteristik yang sama dengan gurun pasir yang terdapat di Meksiko. Gumuk Pasir Parangkusumo juga dijadikan wisata yang seru untuk bermain ski pasir (Sandboarding). Dengan ketinggian sekitar 20 meter, pengunjung dapat meluncur sepanjang 200 meter. Terdapat pengaman untuk siku, lutut dan helm sehingga pengunjung tidak perlu takut untuk meluncur.

Harga Tiket
Harga tiket masuk Gemuk Pasir Parangkusumo adalah Rp. 3.000. Harga tersebut belum termasuk parkir jika anda menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan untuk mencoba sandboarding harga yang dipatok adalah Rp. 200.000/orang (minimal 6 orang) dengan durasi 2 jam permainan. Dengan harga tersebut sudah dilengkapi dengan pelindung seperti helm, pengaman siku dan lutut.
Lokasi
Gumuk Pasir Parangkusumo berada di muara Sungai Opak sampai Pantai Parangtritis atau antara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Berada di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Akses
Dari kota Yogyakarta ke arah selatan menuju jalan Parangtritis dan lurus saja hingga anda bertemu loket masuk Pantai Parangtritis. Sebelum loket tersebut terdapat belokan ke arah kanan dan ikuti belokan tersebut hingga bertemu loket pembayaran masuk Pantai Depok. Sebelum loket masuk Pantai depok akan terdapat belokan ke arah kiri, ambil belokan tersebut dan lurus saja maka anda akan menemukan Gumuk Pasir Parangkusumo.
Fasilitas
Karena letaknya yang tidak jauh dari Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, wisata Gumuk Pasir Parangkusumo memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari toilet, tempat parkir, pos penjagaan, klinik kesehatan, tempat beribadah, warung makan, toko souvenir dan oleh-oleh serta beberapa penginapan yang berada tidak jauh dari area ini. Selain itu terdapat museum dan laboratorium yang beguna untuk kegiatan ilmiah dan beberapa instrumen dan pustaka tentang geospasial serta ilmu kebumian sehingga bagi yang ingin mengetahui pefomena terbentuknya gumuk pasir dapat belajar lewat museum ini.
 

CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG - JAWA TENGAH

Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Candi Gedongsongo, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dan kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan.
Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter melalui jalan setapak yang naik. Anda bisa memanfaatkan jasa transportasi kuda untuk berwisata mengelilingi obyek wisata Candi Gedongsongo. Tahun 1740, Loten menemukan kompleks Candi Gedong Songo. Tahun 1804, Raffles mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Pitoe karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan. Van Braam membuat publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedong Songo pada tahun 1865. Tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadapt kompleks candi dan Knebel melakukan inventarisasi pada tahun 1910-1911.

Candi Gedong I
Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh disebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. 

 Untuk menuju Candi Gedong Songo diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam. Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.
- Ungaran – Gedong Songo : 25 km
- Ambarawa – Gedong Songo : 15 km
- Semarang – Gedong Songo : 45 km
GPS Waypoint: 7°12’39.72”S (Latitude) 110°20?32.88” E (Longitude)
Google Map Refference (-7.211033,110.342467)

MONUMEN OPERASI LINTAS LAUT JAWA-BALI, KABUPATEN JEMBRANA - BALI

Monumen Lintas Laut Jawa-Bali terletak di Cekik Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Bali, tepatnya sekitar 3 km timur pelabuhan penyeberanga...